Saturday, September 11, 2010

Wangsit di siang bolong

Kamis 18 Februari 2010
Jam 12.05 di gedung Thomas Aquinas

Siang ini saya bengong di kantin kampus sembari menunggu adik saya yang sedang diskusi di perpustakaan. “Krucuk-krucuk……” si perut yang sedari pagi belum mendapat jatah makan mulai berteriak. Ya sudah lah saya makan siang. Selesai makan, nona yang ditunggu masih belum tampak. Huh sepertinya bakal lama.

Satu hal yang paling saya suka dari kantin ini. Anginnya yang kencang berhembus membuat orang yang kenyang makan jadi ngantuk. Masih menikmati angin yang berhembus sambil memandang gunung ungaran yang tertutup awan dan si perut yang sudah kenyang.

Tiba-tiba datanglah satu wangsit……

“Eh, seru juga ya kalo bikin pembangkit listrik tenaga angin…..”

Weittsss….kok tiba-tiba ada pemikiran yang ajaib bin aneh. Mungkin karena habis makan, efeknya membuat saya sedikit lebih pintar dan kritis.

Kalo di pikir-pikir….sebentar lagi tarif PLN pasti naik, harga-harga hasil industri juga pasti ikutan naik. Ditambah lagi kata orang-orang yang pinter-pinter itu cadangan listrik kita masih sangat minim dan belum mencukupi kebutuhan listrik yang semakin meningkat. Ujung-ujunganya pemerintah akan membangun PLTN di pulau yang padat penduduk alias pulau jawa.

Haaadddooooohhhh…….

Kalo seandainya bisa bikin PLT ANGIN kan lumayan. Ini juga terinspirasi setelah nonton acara di Metro TV tentang energi terbarukan. Terinspirasi juga dengan penemuan Pembangkit Listrik Tenaga Air sederhana yang di tayangkan di TvOne. Terinspirasi lagi ketika saya study abroad di Taiwan. Dan ternyata negara tersebut sudah mulai menggunakan energi angin untuk mencukupi kebutuhan listrik.

Pemberdayaan energi alternatif ini saya kira cukup menjanjikan jika bisa dikembangkan. Yang jelas bisa memenuhi kebutuhan listrik paling tidak untuk di pemukiman sekitar. Dengan demikian biaya pembayaran PLN bisa lebih murah. Kalo memang bisa menghasilkan listrik lebih bisa di bagi buat para tetangga. Sukur-sukur bisa untuk menjadi bisnis. Di lain sisi energi angin jauh lebih ramah lingkungan dan tidak berbahaya. Yaaa…mungkin 3-5 generasi di bawah kita masih bisa menikmati fungsi energi ini.

Angin toh tidak akan musnah selama bumi masih ada, langit masih biru, awan masih putih, matahari masih bersinar, masih ada laut, dan masih ada daratan. Bikin saja baling-baling di sepanjang daerah persawahan, di tepi pantai, atau di daerah yang cukup lapang dan tempat-tempat yang banyak angin berhembus.
Tapi itu kan baru ide dan impian….
Sekarang bagaimana cara mewujudkannya ya???
-Saya gak mudeng dunia per elektroan, apa lagi bikin pembangkit listrik….
-Saya gak punya modal untuk perlengkapan atau ongkos buat bikinnya….
-Kira-kira ada gak ya yang tertarik untuk mewujudkan impian ini bersama saya…..

Hehehehehehe yah namanya juga ide…
Toh sebagai volunteer di sebuah NGO yang menolak PLTN.
Saya pikir membuat aksi protes terhadap pemerintah is OK tapi lebih OK lagi kalo sebagai generasi penerus bangsa yang sebagian masih menganggur dan gak punya pekerjaan tetap. Mencoba membuat sesuatu yang beda gak ada salahnya to…
Siapa tau dari iseng-iseng ini bisa terwujud.

Salam Hijau…
Andhini Simeon

No comments: