Saturday, September 11, 2010

Pemakaman Bergota dan Kehidupan di Dalamnya

Pemakaman Bergota dan Kehidupan di Dalamnya
Semarang, 26 Maret 2010
By.Andhini Simeon
andhini.simeon@gmail.com


Bila mendengar kata pemakaman atau kuburan, yang terlintas pastilah tempat yang sepi, angker, menyeramkan, bahkan mistis. Di tambah lagi beberapa mitos bahkan film membuat gambaran pemakaman semakin menyeramkan.


Namun apakah di zaman millennium ini pemakaman masih terkesan mistis?

Di kota Semarang, ada sebuah pemakaman umum bernama Bergota. Bergota adalah dataran tinggi yang berada di tengah kota. Pada zaman kerajaan Mataram kuno abad 8-15M bukit ini Bergota/Plagota/Pergota adalah salah satu bukit asal muasal kota Semarang yaitu Pulau Tirang.


Pada masa ini bukit ini telah berubah menjadi pemakaman umum terbesar di kota ini. Bahkan saking penuhnya saat ini dibuka lahan pemakaman umum Bergota Baru yang terletak di perbukitan Semarang bagian barat.


Letak Bergota berhimpitan dengan Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi, Sekolah SD dan SMP Pangudi Luhur, Pasar Bunga dan jalan raya. Di sekitarnya juga terdapat pemukiman warga. Saat ini jumlahnya semakin bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk yang beranak pinang dan karena himpitan ekonomi akhirnya menetap di sekitar Bergota. Karena lokasinya berada sekitar public area membuat Bergota tidak terkesan sepi bahkan mistis. Belum lagi di tengah pemakaman terdapat jalan yang cukup lebar untuk lalu lalang kendaraan bermotor.


Jika berkunjung Bergota pada siang hari banyak aktivitas yang terjadi di dalam area pemakaman ini. Banyak kendaraan bermotor berlalu-lalang. Bahkan di satu lokasi gedung milik fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang terletak di area ini akan terlihat mobil berjajar. Terlihat pula beberapa orang yang datang dengan membawa keranjang bunga untuk mengenang dan menghormati sanak saudara yang di makamkan di tempat ini. Di tengah pemakaman ada juga orang berjualan gerobak atau dengan menggunakan lapak. Pada jam pulang sekolah tampak anak-anak berbaju seragam berjalan menyusuri pemakaman ini dengan canda dan tawa. Ada pula penduduk yang bercengkrama di tengah pemakaman di bawah pohon rindang. Yang paling mengherankan adalah melihat seorang bapak dan anak yang buang air di sekitar pemakaman.


Berbeda dengan siang hari, pada sore hingga malam hari keadaan lebih lengang. Masih ada lalu lalang kendaraan bermotor yang sebagian besar adalah penduduk yang bermukim di sekitar area pemakaman. Masih juga terlihat bapak-bapak yang bercengkrama di ujung gang-gang kecil sekitar pemukiman. Neon-neon terlihat menerangi sebagai pembatas antara pemakaman dan pemukiman.


Pemakaman juga dijadikan sebagai tempat untuk mencari nafkah. Mulai dari juru kunci, penjaga makam, tukang bersih-bersih makam, tukang parkir, tukang gali makam, pedagang sampai pengemis. Hampir setiap hari roda perekonomian juga bergerak di tempat peristirahatan terakhir ini.


Tidak seperti layaknya pemakaman. Bergota adalah tempat berkumpul, tempat pertukaran barang dan jasa, bahkan tempat buang hajat. Pemakaman menjadi bagian hidup masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Kesan angker semakin terkikis dengan adanya masyarakat yang terhimpit hingga menjadikan pemakaman sebagai tempat untuk bersosialisasi.

3 comments:

pam said...

Wow ulasan yang sangat menarik.
Btw, kamu suka ke Bergota malem2 to non? Hihihi...

Andhini Simeon said...

uda males mba nongkrong di coffee shop, uda gak jaman.

Sekarang mah nongkrong di kuburan.

hehehehe

Fazaordinary said...

Ada yg tau asal muasal menjadi pemakaman???